Teknologiperladangan pintar sesuai untuk meningkatkan hasil ternakan atau akuakultur melalui pemantauan masa nyata keadaan plot penternakan. Oleh itu, sistem pemantauan pintar perlu dibangunkan BAGIHASIL PADA SISTEM GADUH KAMBING DALAM PERSPEKTIF EKOMOMI ISLAM (Studi Kasus Desa Bendosari Komering Putih Kecamatan Gunung Sugih) Oleh: pedagang, dan sebagian dari masyarakat menjalankan praktik bagi hasil dalam bidang peternakan kambing guna menambah penghasilan untuk memenuhi kebutuhan. Di masyarakat Bendosari praktik bagi hasil yang Konsepbagi hasil tersebut sudah menjadi kebiasaan bagi peternak di wilayah tersebut sekaligus investasi bagi pemilik ternak. "Awalnya saya memiliki kambing juga dengan sistem gaduh, selanjutnya mulai memiliki modal membeli kambing dalam jumlah banyak," terang Marjaya. Selain untuk membantu warga yang belum memiliki ternak menjelang hari DosenUnsulbar Latih Peternak Pamboang Cara Pasarkan Sapi andamp Kambing Secara Digital. TRIBUN-SULBAR.COM, MAJENE - Lewat Program Kemitraan Masyarakat Stimulus (PKMS), dosen Universitas Sulawesi 2019) Sistem Bagi Hasil Peternakan Kambing dalam Perspektif Musyarakah di Kampung Sidokerto Kecamatan Bumi Ratu Nuban Kabupaten Lampung Tengah. Undergraduate thesis, IAIN Metro. 1210 language: eng: Sebabsudah ada jasa ternak, dari sistem bagi hasil hingga titip ternak. Sangat menarik, praktis, dan bisa dicoba. Model Bisnis Usaha Ternak. Sifat gengsi untuk angon atau memelihara hewan ternak harus dihilangkan jika ingin sukses menjalankan bisnis ternak kambing. Tapi jika belum bisa menerima image pengusaha ternak seperti itu, masih ada beberapa pilihan lainnya untuk tetap dapat . Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani yang diambil daging dan susunya. Beternak kambing dan domba memiliki berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta pemeliharaanya mudah. Di Indonesia populasi kambing tercatat ekor pada tahun 2016 dan meningkat menjadi ekor pada tahun 2017 Kementerian Pertanian, 2017. Populasi kambing berkembang salah satunya karena kambing sangat cocok dengan iklim di Indonesia. Kambing merupakan ternak yang licah dan gesit dan hasil dari domestikasi hewan liar. Pada awalnya kambing dimanfaatkan untuk diambil dagingnya dan diperah susunya. Penggolongan kambing didasarkan pada 4 cara yaitu berdasarkan asal usulnya, kegunaanya, besar tubuhnya, dan panjang telinganya Williamson dan Payne, 1993. Domba merupakan ternak yang mudah dipelihara dan berkembang di Indonesia. Populasi domba pada tahun 2016 tercatat ekor meningkat di tahun 2017 menjadi ekor Kementerian Pertanian, 2017. Untuk mengetahui asal-usul domba yang dipelihara di berbagai penjuru dunia tidaklah mudah, termasuk di Indonesia. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free BUKU AJAR PENGELOLAAN TERNAK KAMBING DAN DOMBA Oleh Prof. Dr. Ir. Hasnudi, Dr. Ir. Nurzainah Ginting, Peni Patriani, Uswatun Hasanah, PROGRAM STUDI PETERNAKAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 KATA PENGANTAR Pertama-tama penulis memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas karunia dan petunjuk-Nya sehingga penulis dapat menyusun buku ajar ini. Buku ajar Pengelolaan Ternak Kambing dan Domba ini disusun sebagai bahan pengajaran untuk mata kuliah Ilmu Produksi Ternak Potong bagi mahasiswa semester VI Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Buku ini didesain untuk membantu mahasiswa dan praktisi di dalam pengelolaan dan pemeliharaan ternak kambing dan domba. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan Fakultas Pertanian USU dan Ketua Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian USU atas kerjasama yang baik selama ini. Semoga buku ajar ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca lainnya. Saran dan kritik untuk perbaikan buku ajar ini sangat penulis harapkan. Medan, November 2018 Penulis Prof. Dr. Ir. Hasnudi, Dr. Ir. Nurzainah Ginting, Peni Patriani, Uswatun Hasanah, DAFTAR ISI Halaman KATA PENGANTAR . .................................................................................... ii DAFTAR ISI ................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ........................................................................................... iv DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... v I. BANGSA DAN ASAL KAMBING DAN DOMBA .............................. 1 II. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KAMBING DAN DOMBA ......................................................................................... 18 III. KANDANG DAN PERLENGKAPANNYA.......................................... 25 IV. PAKAN KAMBING DAN DOMBA ..................................................... 32 V. PERKEMBANGBIAKAN KAMBING DAN DOMBA ........................ 42 VI. PEMELIHARAAN KAMBING DAN DOMBA ................................... 47 VII. SELEKSI BIBIT KAMBING DAN DOMBA ........................................ 62 VIII. PENYAKIT KAMBING DAN DOMBA .............................................. 67 IX. SATUAN TERNAK DAN KOEFISIEN TERNAK .............................. 75 X. CONTOH ANALISI EKONOMI BUDIDAYA KAMBING…………. 83 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1 Perbandingan Tingkah Laku Makan Dan Fisiologi Saluran Pencernaan Kambing Dan Domba ............................................ 13 2 Perbedaan Fisik Exterior Kambing Dan Domba .................................. 14 3 Perbedaan Sifat Biologis Domba dan Kambing ...................................... 14 4 Ukuran Dan Tingkat Kepadatan Domba Atau Kambing Dalam Kandang ....................................................................................... 28 5 Dosis Pakan Untuk Penggemukan Kambing dan Domba ....................... 39 6 Daftar Satuan Ternak ST ...................................................................... 75 7 Daya Dukung Tanaman Pangan .............................................................. 76 8 Jumlah Ternak Per Tenaga Kerja ............................................................ 78 9 Koefisien Teknis Untuk Kambing dan Domba ....................................... 79 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1 Model Kandang Panggung Dengan Sistim Atap Monitor ...................... 27 2 Penempatan Ternak Dalam Kandang ...................................................... 27 3 Lantai dan Bahan Untuk Membuat Kandang .......................................... 29 4 Teknik Pemberian Ransum Pada Penggemukan Kambing dan Domba. ............................................................................. 37 5 Perawatan Anak Yang Baru Lahir .......................................................... 50 6 Cara Memotong Kuku Domba Dan Kambing ........................................ 54 7 Susunan Gigi Kambing/Domba .............................................................. 57 8 Pencukuran Bulu Domba ........................................................................ 58 9 Kambing dan Domba Calon Bibit ........................................................... 63 10 Cacat Tubuh Kambing dan domba .......................................................... 63 11 Cara-Cara Penularan / Kejadian Penyakit Pada Ternak .......................... 71 12 Cara-Cara Penularan / Kejadian Penyakit Pada Ternak .......................... 72 I. BANGSA KAMBING DAN DOMBA A. Pendahuluan Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani yang diambil daging dan susunya. Beternak kambing dan domba memiliki berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta pemeliharaanya mudah. Di Indonesia populasi kambing tercatat ekor pada tahun 2016 dan meningkat menjadi ekor pada tahun 2017 Kementerian Pertanian, 2017. Populasi kambing berkembang salah satunya karena kambing sangat cocok dengan iklim di Indonesia. Kambing merupakan ternak yang licah dan gesit dan hasil dari domestikasi hewan liar. Pada awalnya kambing dimanfaatkan untuk diambil dagingnya dan diperah susunya. Penggolongan kambing didasarkan pada 4 cara yaitu berdasarkan asal usulnya, kegunaanya, besar tubuhnya, dan panjang telinganya Williamson dan Payne, 1993. Domba merupakan ternak yang mudah dipelihara dan berkembang di Indonesia. Populasi domba pada tahun 2016 tercatat ekor meningkat di tahun 2017 menjadi ekor Kementerian Pertanian, 2017. Untuk mengetahui asal-usul domba yang dipelihara di berbagai penjuru dunia tidaklah mudah, termasuk di Indonesia. Hal tersebut karena jumlah dan jenis domba yang diternakkan tidaklah sedikit. Tujuan mempelajari asal-usul kambing dan domba adalah agar dapat membedakan jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan asalnya, produksinya dan iklim yang cocok untuk pengelolaan ternak tersebut. Pada bab ini dibahas mengenai asal-usul kambing dan domba bersasal dari luar negeri maupun yang ada di Indonesia. B. Bangsa-Bangsa Kambing Kambing merupakan ruminansia kecil yang populasinya tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ternak kambing memiliki keunggulan diantaranya memiliki kemampuan adaptasi terhadap kondisi ekstrim, tahan terhadap berbagai penyakit, cepat berkembang biak dan bersifat profilik. Berikut ini adalah bangsa kambing yang berkembang dan diternakkan oleh peternak 1. Kambing Kacang/ Kambing Jawa Kambing kacang merupakan kambing lokal Indonesia yang disebut juga sebagai kambing kerikil karena postur badannya kecil, beratnya yang jantan  30 kg, sedangkan yang betina  20 – 25 kg, lebih dikenal juga di masyarakat sebagai kambing gembel karena bulunya keriting dan kotor. Ciri-cirinya a. Kambing jantan dan betina bertanduk relatif pendek dan melengkung ke atas sampai kebelakang. b. Bentuk hidungnya lurus, leher pendek dan pada kambing jantan tumbuh janggut di dagunya c. Warna bulu coklat, hitam, putih dan atau kombinasi warna-warna tersebut. d. Leher pendek dan punggung melengkung. e. Pada umur 6 bulan, kambing kacang sudah dewasa kelamin dan melahirkan pertama pada umur 12 bulan. Biasanya melahirkan anak kembar dua dan atau tiga ekor dan jarak beranak lebih pendek. f. Daun telinga pendek, berdiri tegak dan mengarah ke depan dan ke samping. g. Tinggi gumba pada kambing jantan 60-65 cm sedangkan pada kambing betina 56 cm Gunawan, 2013 h. Sebagai penghasil daging dan kulit 2. Kambing Etawah/ Jamnapari Kambing Etawah berasal dari daerah Jamnapari, India dan di import ke Indonesia dengan tujuan memperbaiki kambing asli Indonesia yaitu dengan cara mengawinkannya dengan kambing kacang. Kambing etawa memiliki tingkat produksi susu, pertumbuhan, dan kemampuan adaptasi baik terhadap kondisi lingkungan yang ekstrim, karena alasan inilah kambing etawa sering digunakan untuk memperbaiki mutu kambing lokal di Indonesia. Biasanya kambing Etawah menghasilkan daging dan susu atau tipe dwiguna, hasil susunya ± 1- 3 liter sehari. Ciri-cirinya a. Ambing besar dengan putingnya yang panjang b. Postur tubuhnya besar, beratnya bisa mencapai 40 – 70 kg. Kambing etawa jantan biasanya mencapai bobot 90 kg dan betina hanya 60 kg c. Memiliki tanduk pendek mengarah ke belakang d. Produksi susu kambing etawa sangat tinggi yaitu 235 kg per masa laktasi selama 261 hari, pada puncak laktasinya produksi susu dapat mencapai 3,8 kg per hari Gunawan, 2013. e. Panjang badan kambing jantan  85 – 100 cm dan kambing betina 70 – 80 cm. f. Hidungnya melengkung dan cembung, telinganya panjang dan menggantung dengan panjang 25-40 cm, lebarnya 8 – 13,5 cm. g. Kaki panjang dan tegak, tinggi kambing etawah untuk yang betina 75 – 85 cm pada umur 3 tahun. h. Tinggi gumba untuk kambing betina 70-90 cm dan jantan 90-110 cm Widagdo, 2013 i. Pada kaki bagian belakang sering ditumbuhi oleh bulu yang panjang. j. Warna bulu bermacam-macam kebanyakan belang, bercak-bercak hitam atau merah, coklat dan putih. 3. Kambing Jawarandu Kambing Jawarandu merupakan hasil persilangan antara kambing Etawah dan kambing Kacang. Kambing Jawarandu banyak terdapat disepanjang pantai utara pulau Jawa. Bentuk tubuh dan sifat-sifatnya berada di antara kambing etawah dan kambing kacang. Produksi susu mencapai 1 – 1 ½ liter per hari. Ciri-ciri kambing jawarandu a. Warna bulu hitam, putih, coklat atau kombinasi dari ketiga warna b. Punggung melengkung ke bawah c. Telinga lebar dan menggantung d. Bobot jantan dewasa lebih dari 40 kg dan betina dewasa mencapai 40 kg e. Merupakan tipe dwiguna yaitu penghasil daging dan susu 4. Kambing Gembrong Kambing Gembrong tersebar di daerah kawasan timur pulau Bali terutama di Kabupaten Karangasem. Ciri khas dari kambing gembrong adalah bulunya panjang Prabowo, 2010. Besar badannya antara kambing etawah dan kambing kacang, tetapi bukan hasil perkawinan kambing etawah dan kambing kacang. Kambing ini ada hubungannya dengan kambing kashmir yang di import ke Nusa Tenggara dan Jawa Barat. Ciri-cirinya kambing gembrong adalah sebagai berikut a. Tanduknya tumbuh subur, panjang dan berkelok b. Berat kambing gembrong 32-45 kg dan tinggi gumba 58-65 cm. c. Hidung ada yang lurus ada yang bengkok d. Pada yang jantan pada dahinya ada jumbal. Jumbal itu sampai menutupi mata dan mukanya. e. Jantan dan betina berjenggot f. Bulunya panjang dan halus terutama pada leher dan punggung bulunya lebih panjang dan berwarna putih sebagian coklat. 5. Kambing Saanen Kambing Saanen berasal dari lembah Saanen dari Swiss bagian barat Pertama di import tahun 1982 dari Belanda ke Bandung dan Kerawang, import kedua tahun 1978 dari Australia ke seluruh daerah di Indonesia. Kambing ini dwiguna yaitu penghasil susu dan daging Ciri-cirinya kambing saanen a. Leher panjang, telinga pendek dan tegak dan mengarah ke depan b. Bulu umumnya putih dan kadang terdapat bercak hitam di bagian hidung, telinga atau ambingnya c. Pada masa laktasi produksi susu 740 kg selama 250 hari Gunawan, 2013. d. Dada lebar dan dalam e. Tubuhnya panjang f. Kaki lurus dan kuat g. Ambing dan puting besar dan lunak h. Berat badan jantan dewasa 68-91 kg dan betina dewasa 36-63 kg i. Ekornya tipis dan pendek j. Sensitif terhadap sinar matahari 6. Kambing Anggora Kambing Anggora pernah dimasukkan ke Indonesia sebelum Perang Dunia II dan disebarkan di Jawa Barat. Sekarang kambing ini sudah tidak ada lagi yang asli. Bangsa kambing ini termasuk bangsa yang besar, rambutnya, panjang dan bagus yang dinamakan “Mohair”. Warnanya putih bersih dan mengkilat. Ciri-ciri fisik kambing angora a. Jantan dan betina bertanduk b. Tanduk jantan spiral dan ujung tanduknya menjauh dari kepala sedangkan pada betina tanduk relatif kecil cenderung tidak spiral c. Telinga Tebal terkulai ke bawah d. Berbulu panjang dan lebat e. Berat kambing jantan dewasa 55-80 kg dan betina 35-40 kg f. Karakteristik jantan dan betina mirip dengan domba 7. Kambing Kashmir Kambing Kashmir sama halnya dengan kambing anggora, pernah di import ke Indonesia dan disebarkan di Jawa Barat dan Nusa Tenggara. Kambing ini juga termasuk bangsa kambing yang besar, rambutnya mirip dengan kambing anggora juga dinamakan mohair, tetapi warnanya abu-abu. Bangsa kambing ini yang asli sekarang tidak ada lagi. Salah satu keturunannya adalah kambing gembrong di Bali. Ciri-ciri fisik kambing kashmir Gunawan, 2013 a. Bulunya lebat, halus dan dominan putih tipe pedaging dan penghasil bulu untuk membuat pakaian b. Bobot badan jantan dewasa 60 kg dan betina 40 kg 8. Kambing Marica Kambing Marica terdapat di Provinsi Sulawesi Selatan, bentuk dan ciri kambing ini mirip dengan kambing kacang tetapi lebih kecil jika dibandingkan dengan kambing kacang. Ciri-ciri kambing marica menurut Prabowo, 2010 a. Penampilan tubuh lebih kecil dibanding dengan kambing kacang b. Telinga berdiri menghadap samping, arah ke depan c. Tanduk relatif kecil dan pendek d. Berat betina 20 kg dan jantan 22 kg e. Berbulu halus dan warna bulu kecoklatan, hitam, kemerahan atau kombinasi f. Panjang badan betina 56 cm dan jantan 58 cm. g. Gerakan lebih lincah dan agresif. 9. Kambing Samosir Kambing Samosir terdapat di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Kambing Samosir memiliki bentuk hampir sama dengan kambing kacang tetapi kambing samosir lebih dominan berwarna putih seperti domba. Ciri-ciri kambing samosir menurut Doloksaribu 2006 a. Warna bulu putih atau belang putih atau campuran belang putih-hitam dengan bulu halus b. Bobot badan betina dewasa 26 kg jantan 20 kg c. Jumlah kelahiran 1-2 ekor d. Kaki kuat dan kokoh namun pendek seperti kambing kacang e. Tanduk keatas dan berwarna kecoklatan f. Garis muka lurus/ datar 10. Kambing Muara Kambing muara tersebar di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara Sumatera Utara. Kambing Muara merupakan kambing tipe pedaging yang cukup baik. Ciri-ciri kambing muara Pamungkas et all, 2009 a. Bulu berwarna coklat, kemerahan, putih dan hitam b. Bobot kambing muara jantan 68 kg dan betina 49 kg dengan panjang badan jantan 96 cm dan betina 75 cm c. Profilik dapat beranak 2-4 dalam 1 kali kelahiran d. Bentuk telinga agak panjang dan menggantung e. Tubuh kekar dan gagah dengan susunan yang kompak f. Produksi susu relatif bagus 11. Kambing Kosta Kambing Kosta tersebar di wilayah Banten, Serang, Padeglang. Kambing Kosta merupakan persilangan anatara kambing lokal Indonesia dan kambing Khasmir yang tersebar di wilayah India. Kambing kosta terdaftar sebagai plasma nutfah Indonesia yang harus dijaga kelestarianya. Ciri-ciri Kambing kosta adalah a. Bentuk tubuh sedang, bentuk hidung rata dan ada yang melengkung b. Terdapat motif garis sejajar pada bagian kiri juga kanan mukanya c. Bulu halus dan pendek dengan warna bulu coklat sampai hitam. d. Bertanduk pendek, telinga tegak e. Bobot badan betina sekitar 24 kg dan jantan 46 kg 12. Kambing Boer Kambing Boer berasal dari afrika selatan. Kambing Boer merupakan kambing tipe pedaging terbaik. Persilangangan kambing jantan Boer dan betina Etawa/Peranakan Etawa menghasilkan kambing Boerawa sedangkan persilangan kambing jantan Boer dan kambing betina kacang menghasilkan kambing Boerka. Ciri-ciri kambing Boer a. Tubuhnya panjang dan lebar, berhidung cembung b. Berbulu putih dan berkaki pendek c. Telinga panjang dan menggantung d. Warna kepala coklat muda hingga coklat tua kemerahan, memiliki garis putih dibawah wajah e. Bobot kambing Boer jantan 120-150 kg dan betina 80-90 kg 13. Kambing Peranakan Etawa PE Kambing PE merupakan persilangan dari kambing etawa dengan kambing kacang. Kambing etawa merupakan kambing tipe dwiguna yaitu dapat menghasilkan daging dan susu. Ciri- ciri kambing PE adalah sebagai berikut a. Bentuk muka cembung, dan memiliki janggut di dagu b. Telinga panjang dan menggantung c. Ujung tanduk melengkung d. Bulu memanjang dibagian leher, pundak, punggung dan paha dengan warna bulu putih, coklat dan hitam e. Bobot kambing PE betina 40 kg dan kambing PE jantan 60 kg f. Bentuk garis punggung mengombak ke belakang 14. Kambing Benggala Kambing Benggala merupakan kambing yang tergolong kecil, dan tersebar di wilayah Bangladesh. Kambing Benggala secara umum lebih besar daripada kambing kacang, biasanya di dominasi warna hitam dan warna kecoklatan. Kmabing Benggala merupakan kambing potong yang umumnya cukup profikik. Ciri- ciri kambing Benggala ialah a. Telinga terkulai menghadap samping dan menggantung b. Garis muka datar dan garis punggung lurus c. Bulu sedang dan tanduk mengarah tegak ke belakang d. Berat kambing jantan antara 40 kg dan betina 38 kg e. Merupakan tipe pedaging dan profilik 15. Kambing Alpen Kambing Alpen berasal dari pegunungan Alpen. Kambing alpen merupakan tipe penghasil susu yang baik dan memiliki daya adaptasi yang cukup baik. Kambing Alppen tersebar di Amerika dan Perancis. Ciri-ciri kambing Alpen adalah sebagai berikut a. Memiliki bulu berwarna putih, coklat, kelabu, hitam, dengan kombinasi warna. b. Di sekitar punggung ada bulu panjang c. Pada pejantan memiliki janggut d. Tanduk panjang meruncing kearah belakang e. Kualitas produksi susu baik 16. Kambing Toggenburg Kambing Toggenburg berasal dari daerah toggenburg di Timur Laut Swiss. Kambing Toggenburg merupakan kambing tipe perah yang diambil susunya. Ciri-ciri kambing Togenburg adalah a. Telinga tegak ke arah depan b. Memiliki janggut pada kambing jantan c. Bulu berwarna merah tua, coklat ataupun dengan bercak putih d. Hidung cembung dan berbulu halus e. Bobot badan jantan 80 kg dan betina 60 kg f. Produksi susu 600 kg / masa laktasinya g. Masa produktivitas kambing toggenburg jantan 7 bulan dan betina 7-8 bulan. C. Bangsa-Bangsa Domba 1. Domba Asli Indonesia Disebut domba lokal atau domba kampong. Karkas atau daging yang dihasilkan relatif rendah sehingga kurang menguntungkan jika diusahakan secara komersial. Ciri-ciri domba asli Indonesia - Ukuran tubuhnya kecil dengan pertumbuhan yang cukup lambat - Bulunya kasar dan panjang dengan warna beragam - Daun telinga kecil dan pendek - Bobot badan domba jantan antara 30-40 kg dan betina 15-20 kg - Memiliki ekor kecil dan pendek - Domba betina bertanduk sedangkan domba jantan bertanduk 2. Domba Ekor Tipis Domba ekor tipis merupakan domba local di Indonesia dengan kemampuan adaptasi yang baik. Domba ekor tipis tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ciri-ciri domba ekor tipis - Ekor domba kecil dan tipis - Warna bulu putih, kadang berwarna belang hitam disekitar mata - Domba betina umumnya tidak bertanduk, domba jantan bertanduk kecil - Berat domba jantan sekitar 30-40 kg dan betina 15-20 kg 3. Domba Ekor Gemuk DEG Domba ini banyak terdapat dari Indonesia bagian Timur Madura, Sulawesi dan Lombok. Ciri-ciri domba ekor gemuk - Bentuk badan yang lebih besar - Domba jantan dan betina tidak bertanduk - Warna domba sebagian besar putih, tetapi kadang berwarna hitam atau kecoklatan - Berat badan domba jantan sekitar 50-70 kg sedangkan berat domba betina 25-40 kg - Domba jantan bertanduk, tetapi yang betina tak bertanduk - Tanda-tanda yang khas ialah ekor yang panjang, pada bagian pangkalnya tempat menimbun lemak yang banyak, sedangkan bagian ujung ekornya kecil, karena tidak ada lemak. 4. Domba Priangan/ domba Garut Domba Priangan sering juga disebut dengan domba garut, banyak terdapat di Jawa Barat. Diperkirakan domba ini hasil persilangan segitiga antara domba asli Indonesia, domba merino, dan domba ekor gemuk dari Afrika Selatan. Ciri-ciri domba Priangan ialah - Berbadan agak besar, lebar dengan leher yang kuat, bisa digunakan sebagai domba aduan. - Domba jantan bertanduk cukup besar, melengkung ke belakang dan berbentuk spiral, pangkal tanduk kanan dan kiri hampir bersatu, sedangkan yang betina tidak bertanduk - Bulunya lebih panjang dan halus dari pada domba asli Indonesia - Dau telinga kecil dan kokoh - Berat domba jantan antara 60-80 kg dan betina 30-40 kg - Ekornya kecil disebut juga domba ekor kurus 5. Domba Texel Domba Texel dikenal dengan nama Dombos Domba Texel Wonosobo. Domba texel merupakan tipe pedaging selain itu juga diambil bulunya/ wol. Ciri-ciri domba texel adalah sebagai berikut - Memiliki bulu wol halus dan keriting berbentuk spiral dan warna putih - Bobot badan domba jantan dapat mencapai 100 kg dan betina 80 kg - Beranak pertama kali umur 15 bulan - Dapat melahirkan kembali 8 bulan setelah beranak pertama kali 6. Domba Batur Banjarnegara Domas Domba Batur adalah domba hasil persilangan antara domba ekor tipis, domba Suffolk dan domba Texel. Domba ini pada awalnya berkembang di daerah Banjarnegara Jawa Tengah, dan menjadi ikon Banjarnegara dan kini telah menyebar ke berbagai wilayah Jawa dan Sumatera. Ciri-ciri domba Batur adalah sebagai berikut - Memiliki tubuh panjang, besar dan kuat dan kaki cenderung pendek - Domba jantan dan betina tidak bertanduk - Warna bulu dominan putih, kulitnya tipis disbanding domba lainya - Bebot jantan dewasa 90 – 140 kg dan betina 60 – 80 kg - Proporsi daginya tinggi dan empuk. 7. Domba Merino Asal domba Merino dari Asia kecil. Domba merino tersebar di Spanyol, Inggris dan Australia. Domba merino merupakan penghasil wol terbaik dengan panjang bulu 10 cm untuk 10 kg wol selain itu juga sebagai penghasil domba merino adalah - Yang jantan bertanduk besar dan membelit, tetapi yang betina tak bertanduk - Seluruh badannya tertutup wool sampai pada mukanya, sehingga domba ini termasuk dalam tipe wool - Berat badan domba jantan 64-79 kg dan betina 45-57 kg ukuran sedang 8. Domba Rambouliet Asalnya dari domba Merino yang telah lama diternakkan di Perancis. Domba rambouliet merupakan tipe domba dwiguna yaitu dapat diambil dagingnya dan sebagai penghasil wol. Ciri-ciri domba Rambouliet - Badan besar, padat, dalam dan lebar, tulang-tulangnya kuat - Kepala tegak dan bergerak lincah - Domba jantan bertanduk besar, yang betina tak bertanduk - Penghasil wool dan daging yang baik. 9. Domba Southdown Berasal dari Inggris. Domba southdown merupakan domba dwiguna karena dapat menghasilkan daging sekaligus wol. Ciri-ciri domba Southdown adalah sebagai berikut - Tubuhnya relatif kecil, lebar dan bulat, perdagingan padat - Leher pendek dan tebal - Garis punggung sampai ke muka lurus - Kaki pendek, telinga pendek - Tak bertanduk baik jantan maupun betina - Penghasil daging dan wol yang sangat baik 10. Domba Suffolk Domba Suffolk didatangkan dari Australia ke Indonesia pada tahun 1975. Domba Suffolk merupakan domba tipe pedaging dan penghasil bulu. Ciri- ciri domba Suffolk adalah sebagai berikut - Memiliki warna hitam pada wajah - Tidak memiliki tanduk - Telinga panjang, hitam dan bertekstur halus - Leher panjang, kokoh dan bahu lebar - Lapisan wol berserat rapat dan halus - Kulit berwarna merah muda dan halus 11. Domba Dorset - Domba dorset berasal dari Inggris dan masuk ke Indonesia melalui Australia. Domba dorset merupakan domba tipe dwiguna karna dapat diambil daging dan bulunya. Ciri –ciri domba dorset adalah sebagai berikut - Domba dorset memiliki tubuh panjang, lebar, dalam - Domba jantan memiliki bobot sekitar 100 kg sedangkanbetina 80 kg. - Domba jantan dan betina tidak memiliki tanduk Ada perbedaan yang jelas antara kambing dan domba seperti yang disajikan pada Tabel 1 dan Tabel 2. Tabel 1. Perbandingan Tingkah Laku Makan Dan Fisiologi Saluran Pencernaan Kambing Dan Domba Berdiri dengan kedua kaki dan berjalan dengan jarak yang lebih jauh Berjalan dengan jarah lebih dekat Pemakan semak dan lebih memilih Pemakan rumput dan kurang memilih Pakan yang terdiri berbagai jenis Daur ulang urea pada liur Komsumsi bahan kering - Untuk pedaging - Untuk menyusui 3% dari berat badan 3% dari berat badan 3% dari berat badan 3% dari berat badan Efisiensi pencernaan hijauan kasar Waktu penyimpanan pakan dalam pencernaan Komsumsi air per satuan komsumsi pakan bahan kering Konsentrasi NH3 dalam rumen Efisiensi pemakaian air Tingkat penggantian Lebih efisien Lebih rendah Kurang efisien Kurang tinggi Kecepatan penggunaan lemak selama waktu kekurangan pakan Dehidrasi - Kotoran - Air seni Sedikit air yang hilang Lebih pekat Relatif banyak air yang hilang Kurang pekat Tabel 2. Perbedaan Fisik Exterior Antara Kambing dan Domba Tidak ada saku diantara 2 kuku Kelenjar bau dipangkal ekor Jarang berpenampang bentuk kotrek Berpenampang segi tiga Bentuk spiral Tabel 3. Perbedaan sifat biologis antara domba dan kambing 8,7 kg kurus 11,3 kg gemuk 9,7 kg kambing kacang 11,8 kg kambing peranakan 18,8 kg kurus 23,9 kg gemuk 21,14 kg kambing kacang 25,2 kg peranakan Rangkuman 1 Bangsa dan jenis kambing yang berkembang saat ini meliputi Kambing Kacang, Etawah, Jawarandu, Gembrong, Saanen, Anggora, Kashmir, marica, Muara, Samosir, Kosta, Boer, Benggala, Peranakan Etawa, Toggenburg dan alpen. 2 Bangsa dan jenis domba meliputi Domba asli Indonesia, domba ekor gemuk, domba ekor tipis dan domba pariangan sedangkan domba dari luar negeri meliputi Domba Marino, Ramboliet, Dorset, Southdown dan Sufflok. 3 Perbedaan antara domba dan kambing meliputi perbedaan fisiologi, perbedaab saluran cerna, tingkah laku dan fisik Evaluasi dan Soal Pelatihan Bab I 1. Sebut dan Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia beserta ciri-cirinya! 2. Sebutkan kambing tipe perah/penghasil susu! 3. Sebutkan kambing tipe pedaging! 4. Sebut dan jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia! 5. Sebut dan jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri! 6. Domba apa saja jenis yang menghasilkan susu, wol dan pedaging? 7. Apa perbedaan domba dan kambing berdasarkan perbedaan fisik dan tingkah lakunya? 8. Apa saja perbedaan biologis domba dan kambing? Reverensi Bab I Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http//ditjen pkh. Dolokaribu M, Batubara A, Elieser Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549. Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta. Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan. Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jawa Tengah. Prabowo Teknis Budidaya Ternak Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan. Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis Diterjemahkan oleh Darmadja. Edisi 1 Gadjah Mada University Press Yogyakarta. Sesi Perkuliahan Ke I dan II I. Kemampuan Akhir yang Diharapkan 1. Mahasiswa dapan menjelaskan dan memahami tentang jenis kambing dan domba berdasarkan asal-usulnya 2. Mahasiswa dapat menjelaskan dan memahami perbedaan antara domba dan kambing Deskripsi Singkat Kambing dan domba merupakan ruminansia kecil yang memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan di Indonesia sebagai sumber produk hewani yang diambil dagingnya. Beternak kambing dan domba memiliki berbagai keuntungan diantaranya adalah mudah beradaptasi dengan lingkungan, membutuhkan modal tidak terlalu besar, serta pemeliharaanya mudah. Tujuan mempelajari asal-usul domba dan kambing adalah agar dapat membedakan jenis-jenis domba dan kambing berdasarkan asalnya, produksinya dan iklim yang cocok untuk ternak tersebut. II. Bahan Bacaan 1. Dolokaribu M, Batubara A, Elieser Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549. 2. Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta. 3. Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan. 4. Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jawa Tengah. 5. Prabowo Teknis Budidaya Ternak Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan. 6. Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis Diterjemahkan oleh Darmadja. Edisi 1 Gadjah Mada University Press Yogyakarta. III. Bacaan Tambahan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http//ditjen pkh. IV Pertanyaan Soal dan Tugas 1. Sebut dan Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia beserta ciri-cirinya! 2. Sebutkan kambing tipe perah/penghasil susu! 3. Sebutkan kambing tipe pedaging! 4. Sebut dan jelaskan 3 jenis domba yang berkembang di Indonesia! 5. Sebut dan jelaskan ciri-ciri domba yang asalnya dari luar negeri! II. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN KAMBING DAN DOMBA A. Pendahuluan Ternak kambing dan domba seperti halnya mahluk hidup lainnya yaitu mengalami pertumbuhan terus-menerus. Pertumbuhan ini dimulai semenjak kambing dan domba masih di dalam rahim sampai menjadi dewasa. Adapun yang dimaksud dengan pertumbuhan disini adalah berkenaan dengan peningkatan berat hidup kambing dan domba sampai mereka mencapai berat tertentu sesuai dengan kemasakan tubuh. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula sebagai contoh adalah pertambahan berat dan tinggi badan sapi. Sedangkan yang dimaksud dengan perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh, misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing dan domba mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan. Sebagai contohnya adalah kematangan organ-organ reproduksi domba dan kambing. Berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan antara lain - Faktor genetik gen dapat mempengaruhi sifat mahluk hidup misalnya bentuk tubuh, tinggi tubuh, warna bulu - Faktor hormonal tiroksin mempengaruhi pertumbuhan, somatomedin mempengaruhi pertumbuhan tulang - Faktor external suhu, cahaya dan air juga mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan ternak B. Pertumbuhan Sebelum Lahir Kehidupan kambing dan domba dimulai semenjak konsepsi, yakni pada saat bersatunya sel telur dengan sel jantan. Pada saat itu dari masing-masing tetua mereka memberikan separuh substansi faktor alam kepada keturunannya, walaupun variasinya atau presentasenya berbeda. Pada awal kebuntingan perkembangan foetus berlangsung sangat lambat. Foetus itu diselubungi suatu cairan dan jaringan yang terdapat di dalam uterus. Cairan tersebut berfungsi sebagai tilam yang berguna untuk melindungi foetus terhadap segala kemungkinan yang membahayakan keselamatannya sewaktu masih di dalam kandungan. Misalnya kambing/domba sering kena benturan dari luar akibat perkelaian, pukulan kawan dengan tanduk, tergelincir, dan lain sebagainya. Dengan adanya tilam tadi, maka foetus dalam batas-batas tertentu akan tetap aman dan terlindung. Pertemuan sel telur dan sperma menghasilkan zigot yang selanjutnya berkembang menjadi beberapa tahap yaitu pembelahan zigot, morula/pembelahan sel, blastula, gastrula dan organogenesis. Pada fase-fase kebuntingan berikutnya, pertumbuhan dan perkembangan foetus berlangsung cepat, apalagi pada akhir masa bunting. Akibat proses pertumbuhan ini pula, akhirnya foetus mendesak cairan dan jaringan yang menyelubunginya. Pada saat itu para peternak harus menyediakan makanan yang bermutu. Ingatlah bahwa pada akhir pertumbuhan ini, 2/3 bagian pertumbuhan foetus janin itu hanya berlangsung singkat, yakni hanya 1/3 waktu daripada seluruh waktu kebuntingan. Embriogenesis adalah proses pertumbuhan embrio yang meliputi pembelahan sel dan pengaturan di tingkat sel. C. Berat anak kambing/domba waktu lahir Besarnya anak kambing/domba waktu lahir ditentukan oleh - Pakan induk selama bunting - Bangsa kambing/domba - Jumlah anak yang dikandung - Jenis kelamin Diantara keempat faktor ini yang terpenting ialah faktor keturunan dan jumlah anak yang dilahirkan. Anak kambing/domba yang diturunkan dari bangsa yang besar akan tumbuh menjadi kambing/domba yang besar pula, apabila pemeliharaan atau kondisi memadai. Jika jumlah anak yang dikandung itu hanya 2 ekor, maka mereka akan lebih besar daripada kalau akan dalam kandungan itu berjumlah sampai 3 ekor. Anak kambing/domba yang waktu lahir berat akan tumbuh tinggi adalah sangat penting, sebab hal ini akan berpengaruh besar terhadap pertumbuhan lebih lanjut. Anak kambing/domba yang sehat dan berat di waktu lahir, akan tumbuh lebih cepat, terutama pada umur dua tiga minggu yang pertama. Hal ini pernah dibuktikan adanya anak domba yang lahir hanya seekor dengan berat 7 kg. Jika ia dipiara baik-baik, dalam waktu 10 – 12 minggu saja bisa mencapai berat 36 kg. Tetapi kambing/domba yang waktu lahir beratnya hanya 4 kg, untuk mencapai berat yang sama memerlukan waktu 2 minggu lebih. D. Pertumbuhan Sesudah Lahir Semua jenis hewan pada umumnya akan mengalami proses pertumbuhan yang sama, yakni pada awalnya pertumbuhan itu berlangsung lambat, kemudian semakin lama semakin meningkat lebih cepat. Pertumbuhan tersebut akhirnya kembali lebih lambat pada saat kambing/domba itu mendekati kemasakan tubuh. Pertumbuhan yang paling cepat dialami pada beberapa bulan pertama saja. Namun demikian perlu diingat bahwa pertumbuhan ini bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain - Faktor genetis atau keturunan - Faktor lingkungan, seperti iklim dan tatalaksana Faktor keturunan ini lebih membatasi kemungkinan pertumbuhan dan besarnya tubuh yang bisa dicapai. Sedangkan lingkungan seperti pemberian makanan, pencegahan/pemberantasan penyakit serta tatalaksana akan menentukan tingkat pertumbuhan dalam mencapai kedewasaan. E. Gelombang Pertumbuhan Yang Dialami Ternak Kambing dan Domba 1. Pertumbuhan Awal Pada saat kambing dan domba itu lahir, kepalanya relatif besar, kaki panjang, tubuh kecil. Pada saat telah mencari kedewasaan, maka proporsi tubuh menjadi serasi, karena kepala kecil, kaki pendek. Proses pertumbuhan kambing/domba semenjak di dalam kandungan tidak serentak, melainkan masing-masing bagian tubuh mengalami laju pertumbuhan yang berbeda-beda. Disini terlihat bahwa kepala dan kaki sebagian kerangka tubuh, tumbuh lebih awal daripada bagian lain. Sedangkan tubuh, terutama pada bagian punggung dan paha tumbuh kemudian terbentuknya karkas. Pada saat pasca sapih pertumbuhan anak kambing akan ditentukan oleh berbagai faktor seperti potensi genetic dan daya dukung faktor lingkungan terutama jumlah dan kualitas pakan yang dikonsumsi Sutama, 1999. Pertumbuhan menjadi karkas terdiri atas 3 jaringan utama yakni - Tulang yang membentuk kerangka - ototyang membentuk daging, dan - fat lemak Ketiga jarigan tubuh ini tumbuh sangat teratur dan serasi. Ketiga jaringan tersebut, jaringan tulanglah yang tumbuh paling awal, kemudian disusul oleh pertumbuhan otot yang menyelubungi kerangka. Sedangkan lemak fat tumbuh terakhir dan tumbuh paling cepat pada saat domba itu mendekati kemasakan tubuh. Ternak kambing dan domba yang masih muda presentase tulangnya lebih tinggi, tetapi sebaliknya presentase daging dan fatnya rendah. Hal ini adalah suatu yang sangat ironis, sebab umumnya konsumen menghendaki daging kambing dan domba muda. Peternak harus pandai memproduksi daging-daging domba muda dengan jalan memberikan ransum yang baik, semenjak awal hidup mereka. Sehingga hasil karkas akhir yang dimiliki mencapai proposisi yang maksimum. Kambing dan domba yang dipotong jauh sebelum mendekati kemasakan, lemaknya sangat rendah. Sehubungan dengan gelombang pertumbuhan yang dialami ternak kambing dan domba ini, maka ada domba yang “masak awal” dan ada pula domba yang “masak lambat” 2. Kambing dan Domba Yang Masak Awal Bagi kelompok kambing/domba yang termasuk masak awal, laju pertumbuhannya sangat cepat. Dengan demikian kelompok kambing/domba ini apabila dimasukkan sebagai produksi daging atau sebagai kambing/domba potongan bisa digemukkan dan dijual lebih awal. Termasuk bangsa kambing/domba penghasil daging yang masak awal, misalnya Southdown, Ryeland 3. Kambing dan Domba Yang Masak Lambat Bangsa-bangsa yang masak lambat ini, laju pertumbuhannya rendah. Sehingga apabila domba ini dipiara dengan tujuan penggemukan diperlukan waktu yang lebih lama. Dengan demikian hal ini menuntut jumlah makanan yang lebih banyak, sehingga nilai ekonomis dalam usaha ternak tersebut menjadi berkurang. contoh bangsa domba ini ialah Lincoln, Leicester, domba asli Indonesia. F. Perubahan Organ Tubuh Perubahan yang terjadi pada tubuh ternak kambing dan domba adalah seirama dengan laju pertumbuhan yang terjadi pada organ tubuh bagian dalam. Organ tubuh utama yang mengalami perkembangan, pertama-tama adalah otak, kedua jantung, dan ketiga sistim alat perncernaan. Sampai beberapa waktu yang cukup lama organ atau alat reproduksi dan jaringan ambing domba betina tak mengalami suatu perkembangan apapun. Seperti telah dijelaskan di muka bahwa ternak kambing dan domba waktu lahir memiliki pertumbuhan otak yang baik, demikian pula paru-paru dan jantungnya. Sistem alat pencernaannya baru bisa tumbuh dengan baik sesudah mencapai umur 3 minggu. Sedangkan alat reproduksi mulai tumbuh dan berfungsi pada saat kambing dan domba mencapai umur 6-8 bulan. Ambing dalam waktu yang cukup lama tidak akan tumbuh, kecuali apabila domba tersebut mengalami masa laktasi. Rangkuman 1. Pertumbuhan merupakan proses bertambahnya ukuran seperti tinggi, berat dan volume dan tak dapat kembali ke bentuk semula sebagai contoh adalah pertambahan berat dan tinggi badan sapi. 2. Perkembangan adalah berkenaan dengan suatu perubahan bentuk tubuh, misalnya pertumbuhan jaringan ambing pada saat kambing/domba mengalami kebuntingan. Perkembangan merupakan suatu proses biologis suatu ternak untuk mencapai tingkat kedewasaan dapat berupa bentuk, susunan, dan fungsi organ tubuh mencapai kedewasaan. Sebagai contohnya adalah kematangan organ reproduksi. Evaluasi dan Soal Pelatihan Bab II 1. Jelaskan pengertian beserta contoh pertumbuhan 2. Jelaskan pengertian beserta contok perkembangan 3. Sebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan & perkembangan 4. Pertumbuhan menjadi karkas terbentuk melalui tahap apa saja? Daftar Pustaka Soenardirahardjo pada Hewan dan Ternak. Fakultas Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya Budiarsana, Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 2 95-100. DAFTAR PUSTAKA Anisa Pusparini, Awal Performa Calon Bibit Domba Garut Jantan dan Betina di UPTD BPPTD Margawati Garut. Universitas Padjajaran Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http//ditjen pkh. Dolokaribu M, Batubara A, Elieser Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Teknologi dan Peternakan Veteriner. Chalid Talib, Matondang, T. Herwati. Model Pembibitan Kambing dan Domba di Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor Goodwin 1981. Sheep Management and Production 2nd Ed. Hutchington & Co. Ltd. London Gunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press,Yogyakarta Budiarsana, Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 2 95-100. Ludgate, 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan Kumpulan Peragaan. Balai Penelitian Ternak, Puslitbangnak, Balitbangtan, Departemen pertanian, Jakarta Nugroho. 2017. Perencanaan Usaha Pembibitan Sapi Perah. Kementerian Baturaden Kurniasih A M Fuah, R dan Reproduksi Perkembangan Populasi Kambing Peranakan Etawa di Lahan Pasca galian Pasir. Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Vol I Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal 544-549 MT. Farm dan Bagus Bisnis Penggemukan Agromedia Pustaka, Jakarta Mitra farm Tani. 2018. Untung dari Bisnis Domba dan Kambing ala MT Farm. PT AgroMedia Pustaka. Jakarta Pamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Medan Spedding, 1970. Sheep Production and Frazing Management 2nd Ed. Bailliere, Tindal & Cassel, London Beternak Kambing. Azka Syarief, M. Z. dan C. D. A. Sumoprastowo. 1985. Ternak Perah. Jakarta Prabowo Teknis Budidaya Ternak Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera Selatan. Soenardirahardjo pada Hewan dan Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. Surabaya Sugeng, 1985. Beternak Domba. Penelitian Swadaya, Jakarta Widagdo, D. 2013. Etawa Taktis dan Jawa Tengah Yunus, A. 2013. Panduan Budidaya Kambing Baru Press, Yogyakarta Williamson, G. dan W. J. A. Payne. 1993. Pengantar Peternakan di Daerah Tropis Diterjemahkan oleh Darmadja. Edisi 1 Gadjah Mada University Press Yogyakarta ABSTRAK Peternak domba di Desa Sukaresmi tergabung dalam Gabungan Kelompok Peternak Sukaresmi dengan sistem pemeliharaan secara tradisional, sehingga berdampak pada produktivitasnya antara lain pertambahan bobot badannya rendah sehingga pemeliharaan untuk tujuan penggemukan memerlukan waktu yang lebih lama yaitu 8 bulan, kelahiran 1 anak per tahun, bobot lahir anak rendah, mortalitas tinggi dan skor kondisi tubuh ternak rendah. Kondisi ini dapat diperbaiki dengan cara pemberian flushing yaitu pakan dengan kandungan protein dan energi tinggi yang diberikan pada kondisi tertentu sehingga meningkatkan performa produksi dan reproduksi ternak domba pada fase pertumbuhan, menjelang perkawinan, bunting, beranak dan menyusui. Tujuan kegiatan pengabdian ini untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak dalam pembuatan pakan fluhing ternak domba sebagai upaya peningkatan produktivitas ternak domba dan hilirisasi dari hasil penelitian untuk mencapai indikator kinerja utama IKU 5 dan 7. Peserta pelatihan adalah 24 orang peternak domba yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Peternak Sukaresmi Gapoktan Sukaresmi. Kegiatan pengabdian dilaksanakan di Desa Sukaresmi Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor. Metode pengabddian adalah penyuluhan dan praktek pembuatan pakan flushing ternak domba. Sebelum dan sesudah pemberian materi diberikan pre test dan post test untuk mengetahui peningkatan pengetahuan peternak domba setelah diberikan penyuluhan dan praktek pembuatan pakan flushing. Peternak mengikuti seluruh kegiatan yang terbagi atas 5 sesi survey untuk pemetaan kondisi existing peternakan domba, sosialisasi kegiatan pengabdian, pre test dan penyuluhan pembuatan pakan flushing, praktek pembuatan pakan flushing dan post test, terakhir pemberian pakan flushing pada ternak domba aplikasi. Kesimpulan dari kegiatan pengabdian ini adalah peningkatan pengetahuan peternak sebagai proses transfer knowledge dan teknologi sebesar Kegiatan diharapkan akan berlanjut melalui pendampingan bagi peternak untuk menggali potensi sumber pakan yang ada di Desa Sukaresmi sehingga keterampilan peternak lebih baik lagi dalam memanfaatkan sumber-sumber bahan pakan yang ada disekitar peternakanStatistik Peternakan dan Kesehatan HewanKementerian Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan HewanPertanianDirektorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian. Peternakan dan Kesehatan Hewan 2017. Direktoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http//ditjen pkh. Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Teknologi dan Peternakan VeterinerM DolokaribuA BatubaraS ElieserDolokaribu M, Batubara A, Elieser Karakteristik Morfologik Kambing Spesifik Lokal di Kabupaten Samosir Sumatera Utara. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner, Hal Penggemukan Kambing PotongH GunawanGunawan, H. 2013. Prospek Penggemukan Kambing Potong. Pustaka Baru Press, Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Penelitian dan Pengembangan PeternakanF A PamungkasA BatubaraM DoloksaribuE SihitePamungkas FA, Batubara A, Doloksaribu M, Sihite E. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal Penelitian dan Pengembangan Peternakan, MedanPetunjuk Teknis Budidaya TernakA PrabowoPrabowo Teknis Budidaya Ternak Pengkajian Teknologi Petanian Sumatera pkh. IV Pertanyaan Soal dan Tugas 1Direktoran Jenderal Peternakan Dan Kesehatan HewanDirektoran Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. Http//ditjen pkh. IV Pertanyaan Soal dan Tugas 1. Sebut dan Jelaskan 3 jenis bangsa kambing yang berkembang di Indonesia beserta ciri-cirinya!Teratologi pada Hewan dan Kedokteran HewanB P SoenardirahardjoSoenardirahardjo pada Hewan dan Kedokteran Hewan. Universitas Airlangga. SurabayaGrowth and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk productionI K I G M SutamaI W BudiarsanaMathiusE Juarini Budiarsana, Mathius. Dan E. juarini. 1999. Growth and sexual development of Etawah-cross kids from does of different levels of milk production. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner 4 2 Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Penelitian dan Pengembangan PeternakanChalid TalibR H MatondangT HerwatiChalid Talib, Matondang, T. Herwati. Model Pembibitan Kambing dan Domba di Nasional Diversifikasi Pangan Daging Ruminansia Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor Goodwin 1981. Sheep Management and Production 2 nd Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan Kumpulan Peragaan. Balai Penelitian Ternak, Puslitbangnak, Balitbangtan, Departemen pertanianP J LudgateLudgate, 1989. Penelitian Ternak Kambing dan Domba di Pedesaan Kumpulan Peragaan. Balai Penelitian Ternak, Puslitbangnak, Balitbangtan, Departemen pertanian, Jakarta Kambing merupakan hewan berkaki 4 yang banyak diternakkan masyarakat Indonesia. Kambing biasa dimanfaatkan untuk diambil dagingnya dan susunya yang banyak mengandung nutrisi dan khasiat apabila dikonsumsi dalam jumlah wajar. Pecinta kambing pun tidak ada habisnya sebab cita rasa kambing yang nikmat selalu berhasil membuat orang ketagihan jika cara masaknya benar. Oleh sebab itu, peluang usaha ternak kambing sangat prospek dan terbuka lebar. Peluang Usaha Ternak Kambing di IndonesiaAnalisis Peluang Usaha Ternak KambingAnalisis Ternak Kambing Menggunakan Pakan FermentasiTernak Kambing Sistem Bagi Hasil Untung Ruginya Ternak KambingUntung Ternak KambingRugi Ternak Kambing Peluang Usaha Ternak Kambing di Indonesia Memelihara kambing bisa menghasilkan keuntungan yang besar, sebab permintaan daging kambing terus ada setiap hari dan terus meningkat setiap tahun. Kebutuhan akan kambing tak hanya untuk dikonsumsi setiap hari dan keperluan aqiqah saja, ada saat saat permintaan kambing meningkat secara signifikan yaitu ketika hari raya Idul Adha untuk umat muslim. Memulai ternak kambing modal 10 juta bisa menghasilkan keuntungan berlipat lipat. Peluang usaha ternak kambing potong memiliki potensi yang sangat besar. Apalagi orang Indonesia sangat menyukai olahan daging kambing. Agar bisnis kamu semakin sukses kamu bisa bekerja sama dengan lembaga amil zakat, lembaga sosial, bisnis katering, dan memanfaatkan media sosial. Analisa peluang usaha ternak kambing modal 1 juta Modal awal Pembuatan kandang Rp Pembelian bibit kambing 2 ekor jantan dan betina Rp x 2 = Rp Biaya pakan dan vitamin selama sebulan Rp Total Rp Kalkulasi ternak kambing bisa jadi lebih murah apabila mencari rumput sendiri. Pembuatan kandang bisa memanfaatkan bagian rumah yang jarang dipakai seperti halaman belakang dengan sedikit renovasi. Pendapatan Setelah 10 bulan dapat menghasilkan 3 ekor anak kambing. Setelah 2 tahun anak kambing memasuki usia siap jual. 1 kambing dihargai Rp 6 x Rp = Rp Keuntungan – biaya operasional biaya pakan Rp x 24 bulan = Rp Rp – Rp = Rp Baru 6 ekor saja sudah mendapat keuntungan yang lumayan, itu belum dihitung dengan anak anak kambing lain yang lahir. Dalam waktu 2 tahun induk kambing yang sehat mampu melahirkan sebanyak 3x. Coba bayangkan berapa keuntungan yang bisa diperoleh jika ternak kambing 30 ekor. Bagaimana analisa keuntungan jika ternak kambing modal Rp dengan modal Rp kamu bisa mendapatkan sekitar 4 ekor kambing. Nah sisa uang bisa digunakan untuk membuat kandang. Masalah pakan jangan diambil pusing cukup beri rumput yang segar saja dan beberapa makanan tambahan supaya kambing sehat dan cepat gemuk. Kambing jantan dan betina boleh dicampur dalam satu kandang jika jumlahnya hanya sedikit. Peluang usaha budidaya kambing memiliki potensi yang besar sebab pangsa pasarnya yang luas serta proses perkembang biakannya yang cepat. Jenis jenis nya pun sangat banyak seperti kambing lokal, kambing campuran, dan kambing impor. Semua jenis kambing selalu ada peminat dan pasarnya sendiri. Analisis Ternak Kambing Menggunakan Pakan Fermentasi Peluang Usaha Ternak Kambing Analisa usaha ternak kambing pakan fermentasi merupakan salah satu alternatif untuk pemberian pakan pada musim kemarau, dimana rumput banyak uang mengering. Pakan fermentasi sangat mudah dibuat biasanya menggunakan jerami, batang pisang, bekatul atau ampas kedelai yang difermentasi bersama air gula dan sari nanas di dalam drum. Manfaat pakan fermentasi sendiri sangat banyak diantaranya menggemukkan kambing, membuat air susu kambing lancar dan deras, menjaga kesehatan kambing, dan memperbaiki sel kambing yang rusak. Ternak Kambing Sistem Bagi Hasil Ternak kambing sistem bagi hasil asah salah satu inovasi bisnis yang tak memerlukan modal besar. Hanya dengan modal kepercayaan saja sudah bisa jalan. Satu pihak sebagai pemilik kambing dan satu pihak lagi sebagai perawat kambing. Untuk sistem bagi hasil penjualan biasanya ditentukan melalui kesepakatan. Sebagai contoh peluang usaha ternak kambing 10 ekor dengan bagi hasil adalah 6 betina 4 jantan. Dalam kurun waktu 10 tahun dari 6 betina dihasilkan 14 ekor anak kambing siap jual. Nah hasil penjualan nanti akan dibagikan sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik. Misal 60 40. Dimana pemilik mendapatkan bagian 60% sedangkan peternak kambing mendapatkan 40%. Untung Ruginya Ternak Kambing Berikut ini kami ulas mengenai untung ruginya ternak kambing secara singkat Untung Ternak Kambing Kambing mudah berkembang biak. Permintaan pasar terhadap daging dan susu kambing sangat tinggi. Harga jual daging kambing stabil. Harga jual dan permintaan kambing bisa melonjak tinggi saat idul adha.. Pakan murah dan mudah dicari. Pembuatan kandang tidak membutuhkan biaya yang mahal. Waktu panen cepat. Kambing selalu dibutuhkan baik untuk acara agama seperti idul adha, aqiqah, syukuran adat desa, atau sebagai bahan makanan sehari-hari. Rugi Ternak Kambing Kambing mudah sakit. Kotoran kambing menimbulkan bau tidak sedap. Harus rajin membersihkan kandang dari kotoran. Resiko kematian anak kambing tinggi jika perawatannya tidak benar. Mau tau lebih banyak? Baca artikel Untung Ruginya Ternak Kambing Peluang usaha ternak kambing terbuka sangat lebar. Jadi jangan ragu untuk segera terjun ke bisnis ini dijamin tidak akan menyesal. Sekian dan terimakasih. Perkembangan usaha peternakan di Indonesia semakin diminati oleh pelaku usaha. Berbagai komoditas usaha peternakan telah banyak dikembangkan baik yang bergerak dalam satu alur usaha peternakan maupun integrasi antara usaha peternakan dengan usaha lainnya. Komoditas yang banyak dikembangkan diantaranya adalah komoditas ternak sapi, kambing, dan domba. Komoditas ternak tersebut mengambil peran penting dalam penyediaan daging untuk kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Kebutuhan daging yang cukup besar harus dapat dipenuhi dari produksi daging dalam negeri. Cara yang digunakan untuk mendapatkan daging yang berkualitas perlu memperhatikan berbagai aspek, diantaranya adalah tata laksana pemeliharaan ternak yang mencakup berbagai manajemen. Manajemen merupakan salah satu yang sangat menentukan produktivitas ternak, selain faktor-faktor lain seperti genetik, iklim dan sebagainya. Secara alamiah ada masa atau periode yang dianggap kritis dalam kehidupan ternak potong, sehingga diperlukan manajemen yang baik agar dapat diperoleh hasil yang maksimum. Masa-masa tersebut adalah masa menjelang dan selama musim breeding, pada waktu beranak dan beberapa saat setelah beranak, waktu penyapihan dan waktu ternak masuk ke feedlot Baliarti et al., 1999. Keberhasilan usaha peternakan sangat bergantung pada tiga faktor utama yaitu bibit, pakan, dan manajemen pemeliharaan. Manajemen pemeliharaan ternak meliputi pemilihan bakalan, perkandangan, pengelolaan pakan, pengelolaan reproduksi untuk tujuan pembibitan, perawatan dan pengendalian penyakit, serta pengelolaan limbah Ngadiyono, 2007. Manajemen pemeliharaan yang baik akan memberikan hasil yang baik pula. Kebanyakan pemeliharaan ternak di Indonesia masih bersifat tradisional dan sederhana. Budidayanya pun menggunakan sistem panca usaha tani berpola integrasi dengan tanaman pertanian. Sistem pemeliharaan akan mempengaruhi hasil akhir, yang berupa berat badan, ataupun pertambahan berat badan ternak tersebut. PT. Karya Jati Sejati, Jombang, Jawa Timur dalam usaha peternakan melibatkan berbagai sektor yang ada di perusahaan tersebut. Manajemen pemeliharaan ternak yang menerapkan berbagai sektor usaha menarik untuk dipelajari. Oleh karena itu dilakukan Praktek Kerja Lapangan tentang manajemen pemeliharaan ternak di perusahaan tersebut. Kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan mahasiswa baik secara teori dan kondisi nyata ketika berada di lapangan. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freei LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANAJEMEN PEMELIHARAAN SAPI, KAMBING, DAN DOMBA POTONG DI PT. KARYA JATI SEJATI JOMBANG, JAWA TIMUR Disusun oleh Alek Ibrahim 11/317709/PT/06176 Program Studi Ilmu dan Industri Peternakan FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2015 ResearchGate has not been able to resolve any citations for this has not been able to resolve any references for this publication. span>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bagi hasil ternak kambing pada badan usaha milik desa suka ramai panyabungan menurut hukum islam. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan hukum islam. pelaksanaan bagi hasil ternak kambing dengan akad mudharabah terlaksana dengan pemelihara hanya bertanggung jawab atas pemeliharaan dan pengembangbiakan. Sebagai imbalan, kelompok ternak berhak atas nisbah tertentu dari hasil ternak. Jika ditinjau secara hukum Islam, praktik bagi hasil mudharabah di Desa Suka Ramai Kec. Panyabungan Utara Kab. Mandailing Natal sudah memenuhi kriteria hukum Islam, karena dengan alasan, Praktik bagi hasil ternak tersebut sudah menjadi adat kebiasaan setempat. Sedangkan dalam hukum Islam adat dapat dijadikan hukum, dengan kaidah “Adat kebiasaan dapat dijadikan hukum”. Tidak menimbulkan perselisihan karena saling ridho. Praktik bagi hasil ternak kambing tersebut saling menguntungkan antara kelompok ternak dan pihak Badan Usaha Milik Desa. Adanya asas tolong menolong. Sedangkan hikmah atau tujuan adanya kerjasama pertama, terwujudnya kerjasama yang saling menguntungkan antara kelompok ternak dengan Badan Usaha Milik Desa. kedua, meningkatnya kesejahteraan masyarakat. ketiga, tertanggulanginya kemiskinan. keempat, terbukanya lapangan pekerjaan

sistem bagi hasil ternak kambing